Boalemo, Gorontalo – Sandris Rena, seorang tokoh muda yang dikenal aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan politik di Kabupaten Boalemo, kini menjadi sorotan publik. Ia digadang-gadang sebagai calon terkuat untuk menduduki posisi Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Boalemo.
Dengan mengusung tema perubahan, Sandris Rena membawa visi dan misi yang dianggap relevan dengan kebutuhan masyarakat Boalemo saat ini.
Ia berjanji akan membawa PAN Boalemo ke arah yang lebih progresif dan responsif terhadap aspirasi rakyat.
“Kabupaten Boalemo membutuhkan perubahan yang signifikan dalam berbagai aspek. Saya percaya, PAN di bawah kepemimpinan saya dapat menjadi motor penggerak perubahan tersebut,” ujar Sandris dalam sebuah kesempatan wawancara.
Dukungan terhadap Sandris Rena terus mengalir dari berbagai kalangan, mulai dari tokoh masyarakat, pemuda, hingga kader-kader PAN di tingkat bawah. Mereka melihat Sandris sebagai sosok yang energik, visioner, dan memiliki komitmen kuat untuk memajukan Kabupaten Boalemo.
“Sandris adalah sosok yang tepat untuk memimpin PAN Boalemo. Ia memiliki kemampuan untuk merangkul semua elemen masyarakat dan membawa perubahan positif bagi daerah ini,” kata salah seorang tokoh masyarakat yang enggan disebutkan namanya.
Namun, perjalanan Sandris Rena tidaklah mudah. selain beliau sebagai sekertaris DPD PAN Boalemo, Sandris Rena adalah Sekertaris Wilayah Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Provinsi Gorontalo, Ia harus menghadapi persaingan dari kandidat-kandidat lain yang juga memiliki potensi dan dukungan yang kuat. Meski demikian, Sandris tetap optimis dan yakin bahwa visi dan misinya akan mendapatkan tempat di hati masyarakat Boalemo.
Pemilihan Ketua DPD PAN Kabupaten Boalemo dijadwalkan akan berlangsung dalam waktu dekat. Proses pemilihan ini diprediksi akan berlangsung sengit dan menarik perhatian publik. Masyarakat Boalemo pun berharap, siapapun yang terpilih nantinya dapat membawa PAN Boalemo ke arah yang lebih baik dan memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan daerah. By. Matahari
